Dusta yang Membunuh Iman
Kalangan Sendiri

Dusta yang Membunuh Iman

Lori Official Writer
      1858

Ayat Renungan:

Yohanes 8: 44, “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”

Kejadian 3: 1, “Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?””

 

Tahukah Anda apa senjata paling ampuh di dunia ini? Kita mungkin akan berkata kapal induk, rudal atau nuklir. Memang jika kita nilai dari segi kekuatannya, ini adalah senjata-senjata ciptaan manusia yang paling mematikan. Namun tahukah Anda jika senjata yang paling mematikan adalah misinformasi atau informasi yang keliru yang disebabkan oleh dusta. 

Dusta adalah hal yang dipakai si iblis untuk mengelabui manusia pertama yaitu Adam dan Hawa. Dituliskan dalam Kejadian 3, bagaimana si iblis yang menyerupai ular itu adalah licik (Kejadian 3: 1). Ular tidak mengalahkan Adam dan Hawa dengan kekerasan, sebaliknya ia mengajukan pertanyaan tentang Allah. Ular itu memulai dengan salah menafsirkan perintah Allah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dia memutarbalikkan larangan Tuhan supaya terdengar lebih bisa diterima. 

Saat dusta si ular terdengar masuk akal bagi Hawa, ular semakin menyampaikan kata-kata yang begitu meyakinkan. Katanya “Kamu tidak akan mati…” Bahkan dia mulai menyerang perintah Tuhan dengan mempertanyakan motif-Nya yang menghalang-halangi Adam dan Hawa mencapai potensi maksimal mereka (Kejadian 3: 5). 

Ular memutarbalikkan tujuan penciptaan Taman Eden yang Tuhan sediakan seolah-olah menjadi seperti penjara. Di sini ular bertindak sebagai ahli konspirasi untuk menghalangi pertumbuhan iman kita. Dia bekerja keras untuk menipu orang-orang percaya dengan memberi kita pemikiran-pemikiran yang mengecilkan hati bahwa Tuhan tidak peduli dengan kesulitan kita dan bahkan Dia digambarkan sebagai Tuhan yang tidak adil. 

Saat dusta ini sudah masuk ke dalam hati kita, maka akan mudah bagi si iblis untuk menanamkan hal-hal negatif atas hidup kita, seperti dendam, mengeluh dan mencari-cari kesalahan. Dan pada akhirnya kita akan kehilangan sukacita, ucapan syukur dan kedamaian dalam hidup. Demikian disampaikan dalam Yohanes 8: 44, “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”

Ini adalah musuh yang nyata ada di dalam hidup kita dan orang-orang percaya adalah sasarannya. Karena itu kita perlu waspada dan menangkal dusta ini dengan cara mengenakan senjata rohani kita yaitu perisai iman. Hanya melalui kebenaran firman Tuhanlah kita bisa mendeteksi dusta dari si iblis, yang dipakai untuk merusak hubungan kita dengan Tuhan.

 

Action: Seberapa banyak waktu yang kamu sisihkan untuk mendalami firman Tuhan setiap harinya? Bagi kamu yang masih terus berjuang, hari ini tentukan satu langkah konkrit yang bisa mendorongmu melakukannya secara rutin setiap hari.

Ayat Hafalan: Matius 22: 37-38, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”

Ikuti Kami